Senin, 30 November 2009

INTERNET RADIO STREAMING

Keterbatasan jangkauan dan frekuensi pemancar menjadi salah satu kendala bagi stasiun radio ”tradisional” saat ini. Keterbatasan ini, akhirnya memunculkan sebuah ide, bagaimana pengguna radio (user) bisa mendengarkan radio favoritnya dimana saja dan kapan saja. Internet radio dibuat untuk mangatasi keterbatasan ini.
Melalui internet radio, kita tidak hanya bisa mendengarkan radio seperti biasa. Akan tetapi, user bisa memanfaatkan tools lain seperti kita memanfaatkan tools di website pada umumnya. Internet radio menggunakan konsep audio streaming.
Streaming merupakan sebuah teknologi yang mampu mengkompresi atau menyusutkan ukuran file audio dan video agar mudah ditransfer melalui jaringan internet. Aplikasi teknologi streaming adalah aplikasi broadcasting, yaitu penyiaran audio ataupun video yang berbasis Internet Protocol (IP).
Secara teknis, broadcasting yang menggunakan teknologi streaming terbagi atas dua jenis, yaitu unicasting dan multicasting.

Dasar Streaming [Azikin]
Streaming dapat diartikan sebagai pengaliran data. Streaming mengacu kepada teknologi yang mampu mengkompresi atau menyusutkan ukuran file audio dan video agar mudah dilewatkan melalui jaringan yang terbatas bandwidthnya.
Saat file video atau audio distream, akan terbentuk sebuah buffer di sisi client dan data video atau audio tersebut akan mulai didownload ke dalam buffer yang telah terbentuk pada sisi client. Dalam waktu hanya sepersekian detik, buffer telah terisi penuh dan secara otomatis file video dan audio akan dijalankan oleh player.

CMS (Content Management Sistem)
CMS adalah sebuah sistem yang memberikan kemudahan kepada para penggunanya dalam mengelola dan mengadakan perubahan isi sebuah website dinamis tanpa sebelumnya dibekali pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat teknis.Dengan demikian, setiap orang, penulis maupun editor, setiap saat dapat menggunakannya secara leluasa untuk membuat, menghapus atau bahkan memperbarui isi website tanpa campur tangan langsung dari pihak webmaster.

Pemrograman Berorientasi Objek [Aziz]
Pemrograman berorientasi objek merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mendapatkan solusi masalah melalui perspektif objek (benda, konsep, entitas). Objek ini memiliki atribut dan metoda yang digunakan bersama dengan objek yang lainnya, sehingga dapat dijadikan solusi untuk sebuah permasalahan.
Terdapat perbedaaan mendasar antara pemrograman prosedural dengan pemrograman yang berorientasi objek, pada pemograman procedural biasanya berupa baris-baris program yang dieksekusi terurut mulai dari baris teratas hingga bawah (line to line command execute). Teknik yang lebih canggih pada pemrograman prosedural dengan menggunakan procedure dan function yang menjadikan prosedural lebih modular (terbagi menjadi bagaian-bagaian yang lebih kecil). Pemrograman prosedural lebih menitikberatkan penyelesaian program berdasarkan urutan-urutan proses kerja.
Sedangkan pemrograman berorientasi objek memungkinkan kita membagi-bagi permasalahan berdasarkan objek-objek yang terlibat. Mendefinisikan peran masing-masing objek dalam proses penyelesaian masalah. Sehingga titik berat penyelesaian masalah dengan metode ini adalah pembagian tanggung jawab kepada masing-masing objek, bukan berdasarkan proses kerja.

Radio digital (#2) <<<>>> Bagaimana Siaran Radio Digital Bekerja?

Penyiaran radio digital mengubah informasi analog menjadi angka-angka biner yang nilaunya selalu berubah-ubah sesuai dengan besaran sinyal audio analog yang masuk. Sistim pemancar radio digital mengubah atau menyandikan (encode) sinyal suara analog yang masuk menjadi bilangan biner untuk dipancarluaskan/ Proses ini disebut sebagai Code/Decode (penyandian sinyal analog menjadi sinyal digital dan penguraian kembali dari sinyal digital menjadi sinyal analog, atau dari satu sistim penyandian yang satu ke penyandian yang lain), yang selanjutnya disebut CODEC. Dalam hal dimana studio telah mengirim sinyal digital ke pemancar, pemancar radio digital hanya memproses sinyal audio digital yang masuk siap untuk dipancarluaskan. Proses ini disebut modulation. Pesawat penerima radio digital menguraikan kembali (decode) sinyal digitalyang diterima menjadi sinyal audio analog kembali (pada proses yang berlawanan dari digital ke analog). Proses ini disebut demodulation.
Terdapat beberapa cara untuk merubah sinyal analog menjadi sinyal digital. Cara-cara ini dapat diuraikan secara matematis yang disebut dengan Algorithm (Algoritma). Dalam menggunakan algoritma, para pakar dan teknisi dapat membuang komponen-komponen sumber sinyal audio digital yang tidak diperlukan dan hanya meninggalkan bagian-bagian yang penting saja untuk dipancarluaskan melalui antena dan selanjutnya direproduksi pada pesawat penerima radio atau pada atau pafda alat pemutar rekaman. Sebagai contoh, perbasarkan “psycho-acoustical” yang dimiliki telinga manusia dikeahui bahwa telinga tidak dapat merasakan suara-suara yang berintensitas rendah yang tersembunyi oleh frekuensi-frekuensi lain yang sama. CODEC algoritma sangat membantu konsep ini dengan memisahkan dan tidak memancarluas-kan sura-suara yang tidak diperlukan tadi tanpa mengurangi kualitas suara audio yang telah disandikan (decode) menjadi informasi analog pada pesawat penerima.
Proses pengurangan bit ini dikenal dengan istilah compresion (kompresi). Kompresi akan mengurangi sinyal yang masuk menjadi komponen-komponen penting sedemikian rupa yang berkibat pada berkurangnya lebar pita (band-width) saluran transmisi. Kompresi sinyal audio ini menjadi sangat penting untuk mengurangi lebar pita transmisi siaran digital. Beberapa jenis kompresi algoritma sistim pengolahan sinyal audio secara digital yang kita kenal adalah AAC, PAC, MP-3 atau HDC. Ini semua merupakan nama dagang dari sistim kompresi informasi audio digital dan untuk menyatakan hak cipta intelektual dan sekaligus untuk membedakan masing-masing cara kodefikasi algoritma diantara beberapa sistim tadi.
Dengan menggunakan HD-Radio secara digital sinyal yang telah dimodulasikan pada frekuensi yang sama dengan frekuensi analog yang ada

Radio digital (#1) <<<

Stasiun penyiaran radio terestrial dari yang diselenggarakan oleh komunitas stasiun penyiaran radio saat ini masih menggunakan sistim analog, dan saat ini mulai memikirkan beralih teknologi penyiaran digital. Radio digital capat menghasilkan beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan teknologi penyiaran analog. Khususnya, bila siaran radio AM-MW analog dirubah ke teknologi radio digital hasilnya sangat menakjubkan. Siaran radio digital MW menghasilkan kualitas suara yang jauh lebih baik dibandingkan dengan penyiaran AM-MW biasa, bahkan digambarkan sebagai “mendekati kualitas penyiaran radio FM”. Teknologi penyiaran yang dipancarluaskan pada soektrum frekuensi 88 Mhz s/d. 108 MHz kualitasnya dinyatakan mendekati kualitas Compact Disc dengan berkurangnya distorsi-distorsi yang biasanya mengurangi kualitas transmisi radio FM.
Amerika telah memilih menggunakan sistim penyiaran radio digital In-Band/On Channel, yang sering dikenal sebagai IBOC, sebagai salah satu sistem penyiaran radio digital. Sistim IBOC bekerja dengan menggabungkan sinyal audio analog dengan sinyal audio digital agar diperoleh kompatibilitas antara penyiaran radio analog dengan penyiaran radio digital, baik pada radio AM maupun FM. Sistim penyiaran radio digital IBOC yang juga disebut sebagai “HD-Radio” dikembangkan oleh iBiquity Radio dan secara resmi telah ditentukan sebagai sistem penyiaran radio digital di Amerika Serikat.
Sistem teknologi penyiaan radio digital IBOC menyajikan penerimaan siaran radio yang bebas dari dari distorsi sinyal elektrostatis, noise baik pada siaran spektrum frekuensi penyiaran AM-MW dan FM-VHF. Selain daripada itu, penyiaran radio IBOC juga menyediakan layanan data nirkabel (wireless), audio on demand, data yang berkenaan dengan materi yang disiarkan oleh siaran radio digital (judul lagu, artis musik, berita, ramalan cuaca, keadaan lalu lintas dan tentunya siaran komersial tambahan.
Teknologi penyiaran radio digital IBOC di Amerika memberikan kemiripan dengan siaran radio dgital di negara-negara lain di luar Amerika. Yang telah bermigrasi ke arah penyiaran digital. Media audio, termasuk siaran radio melalui satelit, radio internet, alat pemutar (player) pribadi MP3, layanan audio on demand, siaran kabel dan sistem penyiaran audio DBS, menurutpenelitian konsumen menunjukkan adanya kecenderungan masyarakat untuk menyukai media informasi dan hiburan yang telah berbasis digital. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya produk peralatan digital yang sangat diminati masyarakat. Masyarakatpun juga sudah sangat memahami keuntungan teknologi digital. Sebagai contoh di masa transisi dari penyiaran TV analog ke penyiaran TV digital telah menunjukkan bahwa konsumen sangat menikmati kesempurnaan kualitas hiburan gambar dan suara hasil teknologi digital. Tanda-tanda ini ini telah ditunjukkan ditunjukkan dengan baik pa penyiaran radio digital. Tetapi memang dilain pihak bagi sebagian masyarakat datangnya teknologi digital bahkan sangat membingungkan. Jadi penyelesaiannya, agar migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital berhasil dengan baik, pemerintah harus melakukan pendidikan kepada masyarakat/konsumen dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hal-hal yang harus dimengerti oleh masyarakat sebagai dampak dari perkembangan teknologi digital tadi.
Menurut penelitin yang dilakukan oleh Visteon Corporation, “HD-Radio” telah berada ditengah-tengah masyarakat, dan masyarakatpun juga telah siap menerima keberadaan HD-Radio. Penelitian Visteon’s Consumer Research menunjukkan bahwa 80% responden yang telah membeli mobil-mobil mewah menginginkan agar di mobil merekan telah dipasang sistim penerima radio digital, dan lebih dari 50% responden yang telah memiliki kendaraan setuju dengan hal ini.
Visteon juga menyebutkan: “Sistim penerima “HD-Radio” memberikan layanan kualitas audio yang berkualitas tinggi melalui penyiaran radio digital AM dan FM tanpa harus membayar biaya tambahan sebagaimana layanan pada radio satelit. Sistim penyiaran radio digital selain memperbaiki kualitas suara dan bebas dari gangguan muatan elektrostatis, pemilik “HD-Radio” juga menghilangkan kehausan pendengar dengan adanya fitur-fitur tambahan penyiaran digital seperti informasi keadaan lalulintas, layanan berita dan layanan-layanan hiburan lainnya, disamping layanan lain yang dapat diperoleh secara berlangganan.
Penyiaran radio digital merupakan teknologi di bidang penyiaran radio terestrial yang mengirimkan sinyal audio/suara setara kualitas kualitas CD (Compact Disc) bebas dari interferensi dan noise kepada pendengar radio. Di Amerika Serikat istilah umum yang digunakan untuk sistim penyiaran radio digital ”In-Band/On-Channel (IBOC) adalah ”HD-Radio” yang merupakan nama dagang untuk sistim enyiaran radio digital AM dan FM. Izin pemakaian nama HD-Radio diberikan pada iBiquity Digital Corporation, satu-satunya perusahaan yang mengajukan nama untuk sistim penyiaran radio digital.
Istilah Digital Audio Broadcasting (DAB) aslinya berasal dari Eropa dan saat ini digunakan di beberapa negara Eropa, Kanada dan Asia untuk menyatakan sistim penyiaran radio digital secara komersial yang memerlukan pita frekuensi penyiaran diluar spektrum frekuensi radio AM dan FM. Sistim penyiaran radio digital DAB memerlukan lebar pita atau lebar kanal untuk setiap stasiun penyiaran yang lebih lebar dari yang dialokasikan untuk stasiun penyiaran radio AM dan FM di Amerika Serikat saat ini. Sehingga memerlukan spektrum frekuensi baru untuk memancarluaskan siaran radio digital DAB. Eureka-147-DAB™ merupakan merek dagang untuk teknologi penyiaran radio digital yang dioperasikan di luar Amerika Serikat dimana disana tersedia pita frekuensi baru (misalnya pita frekuensi diluar spektrum frekuensi untuk penyiaran AM-MW dan radio FM-VHF). Di Amerika Serikat tidak tersedia pada frekuensi baru diluar spektrum frekuensi yang ada untuk penyiaran AM dan FM, sehingga untuk penyiaran radio digital IBOC secara terestrial harus tetap beroperasi pada spektrum frekuensi radio AM dan FM
Eureka-147 DAB, bersama-sama dengan beberapa sistem penyiaran digital lainnya dievaluasidan diuji coba pada tahun 1995. Saat itu Eureka-147 telah menjadi suatu sistem yang mendominasi sistim penyiaran digital dan menempati spektrum frekuensi baru, sementara IBOC (In-Band-on-Channel) dan IBAC (In-Band/Ajacent Channel) secara domestik telah diajukan untuk tetap menempati spektrum frekuensi yang digunakan untuk penyiaran AM dan FM yang sudah ada untuk memancarluaskan sistem penyiaran radio analog dan digital.

Pengembangan teknologi penyiaran radio digital IBOC terjadi dalam tiga tahap:
1. Tahap pertama sebagai proyek ACORN: terjadi antara tahun 1990 s/d. 1992 dimana USA Digital Radio’s (USADR) yang mencoba untuk membuat suatu konsep penyiaran radio secara digital. Ternyata didalam perkembangannya, usaha-usaha yang dilakukan diterjemahkan salah oleh industri yang mencoba menerapkan penyiaran radio digital. USADR bermaksud untuk secara konseptual mendemonstrasikan penyiaran radio secara digital dan diterima oleh pesawat penerima radio pada spektrum frekuensi radio AM-MW dan FM-VHF yang telah ada dengan interferensi minimal pada pesawat penerima analog.
Peristiwa penting yang perlu dicatat pada periode ini adalah:
• Transmisi siaran IBOC pertama diselenggarakan pada tanggal 9 Juli 1992 jam 14:45 pada frekuensi 1660 kHz di Xentron Corporation, Cincinati, Ohio.
• Transmisi siaran FM-IBOC pertama diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus 1992, pada WILL, Urbana, IL.
2. Tahap kedua dimana USADR’s secara komersial berhasil menyebarluaskan penggunaan sistim AM dan FM. Usaha ini menghasilkan modem AM dan FM yang digunakan pada saat ini. Tanpa ragu-ragu merupakan salah satu dapat dikatakan bahwa modem ini merupakan salah satu modem yang dikembangkan untuk mengirimkan sinyal digital.
Peristiwa penting yang perlu dicatat pada periode ini adalah:
• Perkembangan cukupnya perangkat keras dan perangkat lunak bagi pesawat penerima dan pemancar yang cukup untuk melakukan percobaan-percobaan di laboratorium dan di lapangan serta untuk keperluan komersial.
• Peragaan sistim penyiaran pada pita frekuensi FM oleh USADR pertama kali ketika berlangsung NAB Radio Show di WMMO, Orlando, Florida di bulan September 1999.
3. Tahap ketiga ialah uji coba penyiaran digital yang berlangsung hampir lima tahun terus menerus di NPR, yaitu salah satu afiliasi dari stasiun penyiaran WETA-FM di W dan NRC menyetujui percobaan siaran ini hanya pada siang hari saja. Sementara untuk sistim penyiaran FM Digital boleh diselenggarakan pada siang dan malam hari. Menindaklanjuti persetujuan NRSC tadi, iBiquity Digital Corpotation mulai memperkenalkan sistim penyiaran IBOC dan para pabrikan peralatan penyiaran radio juga memperkenalkan peralatan exciter dan pemancar IBOC. Di sisi konsumen 13 perusahaan yang membuat peralatan elektronik untuk rumah tangga pada acara Consumer Electronic Show di tahun 2003 mengumumkan rencananya untuk segera menerapkan sistim penyiaran radio ditigal. Pada tanggal 2 Oktober 1992, FCC telah mengesahkan pemakaian sistim IBOC sebagai sistim penyiaran radio digital di Amerika Serikat.

radio broadcasting (#2) <<

Pada stasiun pemancar sinyal suara diproduksi oleh mikropon yang berfungsi sebagai tranduser, yaitu mengubah energi suara (audio) menjadi energi listrik (sinyal suara) dengan frekuensi maksimum 20 KHz (AF = audio Frequency). Selanjutnya sinyal suara diperkuat oleh rangkaian penguat (amplifier) yang berfungsi sebagai penguat sinyal suara sehingga memiliki energi yang cukup untuk rangkaian elektronika selanjutnya. Sinyal suara yang telah diperkuat selanjutnya dicampur dengan gelombang pembawa (carier wave) frekuensi radio (RF) yang diproduksi oleh rangkaian Osilator RF.
Proses Pencampuran (mixing) sering disebut modulasi dilakukan oleh rangkaian modulator yang berfungsi sebagai mixer dan penguat daya sehingga sinyal modulasi memiliki energi yang cukup besar dan mampu merambat /meradiasi / memancar di udara melalui antenna pemancar dengan jarak pancar sesuai energi yang dimilikinya. Dengan kata lain jarak pancar gelombang tergantung dari besarnya energi gelombang tersebut. Gelombang RF yang telah dipancarkan antena pemancar ke udara, diterima oleh antena radio penerima yang berfungsi menerima semua gelombang radio. Oleh rangkaian Tuner (penala) gelombang-gelombang radio tersebut dipilih satu gelombang saja yaitu yang berresonansi dengan frekuensi gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian penala (frekuensi gelombang radio = frekuensi gelombang penala). Gelombang tersebut merupakan gelombang yang modulasi antara gelombang/sinyal suara dan gelombang pembawa.
Setelah mengalami penguatan melalui rangkaian penguat, gelombang tersebut diteruskan ke rangkaian demodulasi untuk mendeteksi/ memisahkan gelombang suara dan gelombang pembawa yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Proses demodulasi dengan menggunakan sistem pencampuran dengan gelombang frekuensi bandingan dari rangkaian osilator lokal.
Hasil pencampuran/bandingan tersebut menghasilkan gelombang frekuensi menengah sekitar 455 KHz. Selanjutnya gelombang ini dimasukkan ke rangkaian detector untuk memisahkan frekuensi tinggi dengan frekuensi suaranya. Karena gelombang yang masuk ada dua sisi, yaitu sisi atas dan sisi bawah maka pada rangkaian ini yang diambil hanya satu sisi dengan menggunakan rangkaian penyearah (diode). Proses pemisahan frekuensi menggunakan prinsip bahwa arus listrik lebih mudah mengalir melalui hambatan ohm yang lebih kecil. Nilai ohm yang diperoleh dari komponen kumparan (XL) berbeda dengan komponen kondensator (Xc). Xl = 2πf L sedangkan Xc = 1/ (2 π f c). Dari rumus tersebut jelaslah bahwa listrik dengan frekuensi tinggi akan lebih mudah mengalir melalui kondensator C dari pada melalui kumparan L . Oleh karena itu rangkaian detektor menggunakan dasar tersebut, sehingga frekuensi tinggi yang sudah tidak diperlukan dibuang ke ground melalui kondensator dan frekuensi suara diteruskan melalui kumparan L ke rangkaian penguat. Setelah diperkuat beberapa kali sehingga sinyal tersebut memiliki power yang cukup untuk menggerakkan membran speaker yang berfungsi sebagai tranduser yaitu mengubah energi listrik menjadi energi suara. Suara yang dihasilkan sama dengan suara yang diucapkan didepan mikropon pada pemancar radio.
Gelombang radio memiliki sifat mendekati cahaya. Dengan demikian akan merambat lurus dan dapat dipantulkan. Cepat rambat gelombang (V) adalah 300.000 meter/detik. Hubungan antara Cepat rambat V, Frekuensi f dan panjang gelombang λ adalah : λ = V / f .

radio broadcasting (#1) <<

Dewasa ini Radio broadcasting sebagai salah satu media penyiaran, menempati posisi cukup penting dalam ikut mencerdaskan kehidupan umat manusia. Radio baik yang bermodulasi AM (Amplitude Modulation) maupun FM (Frequency Modulation) semakin dirasakan sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan berita-berita maupun informasi penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Radio semakin dapat dijadikan saksi untuk berbagai peristiwa dalam interaksi kehidupan umat manusia modern.
Salah satu penyebabnya adalah semakin berkembangnya perangkat penerima (radio receiver) yang berkualitas, namun harga semakin terjangkau, sehingga hampir semua lapisan masyarakat, baik yang hidup di kota-kota besar, di daerah pinggiran kota maupun di pedesaan dan bahkan di daerah pegunungan mampu untuk memilikinya, semakin tinggi populasi penyebaran pesawat penerima radio maka dengan sendirinya akan memperluas daerah cakupan dan akan meningkatkan pangsa pasar bisnis siaran radio (radio broadcasting) ini.
Kita mengetahui bahwa kualitas suara radio FM lebih baik dibanding radio AM. Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh proses modulasi non linear (non linear modulation) yang diterapkan dalam radio FM membuatnya lebih tahan terhadap gangguan noise. Disamping itu, FCC (Federal Communications Commission) telah mengijinkan penggunaan transmisi stereo (stereophonic transmission) untuk pita siaran FM komersial, yang mengalokasikan lebar pita (bandwidth) sebesar 15KHz, lebih lebar dibanding AM yang hanya 5 kHz. Dengan menggunakan transmisi stereophonic ini, signal informasi secara longgar dibagi ke dalam dua audio channel kiri (left / L) plus kanan (Right / R) dengan rentang 50 Hz sampai 15kHz dilengkapi dengan 19kHz stereo pilot tone untuk keperluan identifikasi di sisi penerimaan.
Agar pendengar dapat memperoleh kualitas stereo secara optimal, maka dalam sistem transmisi FM stereo dimungkinkan suatu proses dimana suara L dan R secara utuh dapat dipancar terimakan. Caranya adalah dengan mengikutsertakan pengiriman sinyal (L-R) sedemikian rupa, sehingga di sisi pesawat penerima (receiver) dapat dilakukan proses rekonstruksi audio L dan R melalui proses matrix, dengan hasil yang lebih sempurna. Proses yang dilakukan adalah dengan me-multiplexing sinyal (L-R) ke dalam carrier utama dan menggunakannya untuk memodulasi suatu SUB carrier yang ditempatkan pada frequency 38 kHz. Teknik modulasi seperti ini dikenal dengan istilah Double Side Band Suppressed Carrier (DSB-SC). Cara ini memberikan suatu tambahan sinyal lower side band dari 23 kHz sampai 38 kHz (20 Hz di bawah 38kHz) dengan lebar pita 15kHz. Suatu pilot carrier pada frekuensi 19kHz memungkinkan pesawat penerima me recover fasa frekensi dengan tepat pada 38kHz sehingga proses recovery sinyal L dan R secara langsung dari composite stereo (L+R) + pilot carrier 19kHz + (L-R) dapat dilakukan. Disamping itu, beberapa stasiun radio siaran juga mentransmisikan extra carrier 67 kHz berupa sinyal Subsidiary Communications Authorization (SCA) audio yang menempati spectrum frekuensi 60 – 74 (81) kHz.
Bila para pendengar radio hanya memiliki mono receiver, maka walaupun total baseband (50Hz – 53kHz) dapat diterima, namun hanya channel spectrum 50 – 15 kHz (L+R) (mono) saja yang dikuatkan dan dikirim ke speaker. Stereophonic receiver menyediakan demodulator stereo dengan lebar kanal 23 – 53 kHz (L-R), dua audio amplifier yang terpisah L dan R dan mengirim singal audio secara terpisah ke masing-masing speaker L dan R (Stereo Audio).

Komponen Utama FM Transmiter <<<

Agar dapat memancar teruskan informasi yang akan disiarkan, perangkat FM transmitter terdiri dari beberapa sub system yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri dan dapat dikelompokkan menjadi :
1. FM exciter, berfungsi untuk merubah dan memodulasi sinyal audio menjadi sinyal RF (Radio Frequency) yang sudah termodulasi (modulated) dan siap ditransmisikan. Biasanya output dari FM exciter ini berdaya keluaran sekitar 30 – 100 Watt saja.
2. Intermediate Power Amplifier (IPA), merupakan pre-amplifier yang dibutuhkan pada pemancar sebagai penguat awal untuk meningkatkan tingkat daya RF agar cukup siap dikuatkan oleh Power Amplifier.
3. Power Amplifier merupakan penguat akhir sebelum sinyal ditransmisikan, yang berfungsi meningkatkan power output dari sinyal, sesuai yang dibutuhkan, untuk dipancarkan melelui FM antenna. Besar kecilnya Power Amplifier disesuaikan dengan kebutuhan daerah yang akan di cakup (coverage area) oleh siaran FM ini.
4. Power Supply, merubah input power dari sumber arus listrik AC menjadi tegangan dan arus DC atau AC yang dibutuhkan oleh tiap sub-system pemancar.
5. Transmitter Control System, berfungsi untuk mengontrol, memonitor, melindungi dan memberikan perintah bagi tiap sub system sehingga mereka dapat saling bekerja sama sesuai dengan kebutuhan dan memberikan hasil yang diinginkan.
6. RF band pass filter membatasi / memfilter frekuensi yang tidak diingikan dari output pemancar sehingga yang diteruskan ke antenna hanya frequency yang diinginkan saja.
7. Dan komponen pendukung lainnya.

Selasa, 24 November 2009

Radio digital

      Stasiun penyiaran radio terestrial dari yang diselenggarakan oleh komunitas stasiun penyiaran radio saat ini masih menggunakan sistim analog, dan saat ini mulai memikirkan beralih teknologi penyiaran digital. Radio digital capat menghasilkan beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan teknologi penyiaran analog. Khususnya, bila siaran radio AM-MW analog dirubah ke teknologi radio digital hasilnya sangat menakjubkan. Siaran radio digital MW menghasilkan kualitas suara yang jauh lebih baik dibandingkan dengan penyiaran AM-MW biasa, bahkan digambarkan sebagai “mendekati kualitas penyiaran radio FM”. Teknologi penyiaran yang dipancarluaskan pada soektrum frekuensi 88 Mhz s/d. 108 MHz kualitasnya dinyatakan mendekati kualitas Compact Disc dengan berkurangnya distorsi-distorsi yang biasanya mengurangi kualitas transmisi radio FM.          Amerika telah memilih menggunakan sistim penyiaran radio digital In-Band/On Channel, yang sering dikenal sebagai IBOC, sebagai salah satu sistem penyiaran radio digital. Sistim IBOC bekerja dengan menggabungkan sinyal audio analog dengan sinyal audio digital agar diperoleh kompatibilitas antara penyiaran radio analog dengan penyiaran radio digital, baik pada radio AM maupun FM. Sistim penyiaran radio digital IBOC yang juga disebut sebagai “HD-Radio” dikembangkan oleh iBiquity Radio dan secara resmi telah ditentukan sebagai sistem penyiaran radio digital di Amerika Serikat.
Sistem teknologi penyiaan radio digital IBOC menyajikan penerimaan siaran radio yang bebas dari dari distorsi sinyal elektrostatis, noise baik pada siaran spektrum frekuensi penyiaran AM-MW dan FM-VHF. Selain daripada itu, penyiaran radio IBOC juga menyediakan layanan data nirkabel (wireless), audio on demand, data yang berkenaan dengan materi yang disiarkan oleh siaran radio digital (judul lagu, artis musik, berita, ramalan cuaca, keadaan lalu lintas dan tentunya siaran komersial tambahan.
Teknologi penyiaran radio digital IBOC di Amerika memberikan kemiripan dengan siaran radio dgital di negara-negara lain di luar Amerika. Yang telah bermigrasi ke arah penyiaran digital. Media audio, termasuk siaran radio melalui satelit, radio internet, alat pemutar (player) pribadi MP3, layanan audio on demand, siaran kabel dan sistem penyiaran audio DBS, menurutpenelitian konsumen menunjukkan adanya kecenderungan masyarakat untuk menyukai media informasi dan hiburan yang telah berbasis digital. Hal ini dibuktikan dengan semakin meningkatnya produk peralatan digital yang sangat diminati masyarakat. Masyarakatpun juga sudah sangat memahami keuntungan teknologi digital. Sebagai contoh di masa transisi dari penyiaran TV analog ke penyiaran TV digital telah menunjukkan bahwa konsumen sangat menikmati kesempurnaan kualitas hiburan gambar dan suara hasil teknologi digital. Tanda-tanda ini ini telah ditunjukkan ditunjukkan dengan baik pa penyiaran radio digital. Tetapi memang dilain pihak bagi sebagian masyarakat datangnya teknologi digital bahkan sangat membingungkan. Jadi penyelesaiannya, agar migrasi dari sistem penyiaran analog ke digital berhasil dengan baik, pemerintah harus melakukan pendidikan kepada masyarakat/konsumen dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hal-hal yang harus dimengerti oleh masyarakat sebagai dampak dari perkembangan teknologi digital tadi.
          Menurut penelitin yang dilakukan oleh Visteon Corporation, “HD-Radio” telah berada ditengah-tengah masyarakat, dan masyarakatpun juga telah siap menerima keberadaan HD-Radio. Penelitian Visteon’s Consumer Research menunjukkan bahwa 80% responden yang telah membeli mobil-mobil mewah menginginkan agar di mobil merekan telah dipasang sistim penerima radio digital, dan lebih dari 50% responden yang telah memiliki kendaraan setuju dengan hal ini.
Visteon juga menyebutkan: “Sistim penerima “HD-Radio” memberikan layanan kualitas audio yang berkualitas tinggi melalui penyiaran radio digital AM dan FM tanpa harus membayar biaya tambahan sebagaimana layanan pada radio satelit. Sistim penyiaran radio digital selain memperbaiki kualitas suara dan bebas dari gangguan muatan elektrostatis, pemilik “HD-Radio” juga menghilangkan kehausan pendengar dengan adanya fitur-fitur tambahan penyiaran digital seperti informasi keadaan lalulintas, layanan berita dan layanan-layanan hiburan lainnya, disamping layanan lain yang dapat diperoleh secara berlangganan.
Penyiaran radio digital merupakan teknologi di bidang penyiaran radio terestrial yang mengirimkan sinyal audio/suara setara kualitas kualitas CD (Compact Disc) bebas dari interferensi dan noise kepada pendengar radio. Di Amerika Serikat istilah umum yang digunakan untuk sistim penyiaran radio digital ”In-Band/On-Channel (IBOC) adalah ”HD-Radio” yang merupakan nama dagang untuk sistim enyiaran radio digital AM dan FM. Izin pemakaian nama HD-Radio diberikan pada iBiquity Digital Corporation, satu-satunya perusahaan yang mengajukan nama untuk sistim penyiaran radio digital.
          Istilah Digital Audio Broadcasting (DAB) aslinya berasal dari Eropa dan saat ini digunakan di beberapa negara Eropa, Kanada dan Asia untuk menyatakan sistim penyiaran radio digital secara komersial yang memerlukan pita frekuensi penyiaran diluar spektrum frekuensi radio AM dan FM. Sistim penyiaran radio digital DAB memerlukan lebar pita atau lebar kanal untuk setiap stasiun penyiaran yang lebih lebar dari yang dialokasikan untuk stasiun penyiaran radio AM dan FM di Amerika Serikat saat ini. Sehingga memerlukan spektrum frekuensi baru untuk memancarluaskan siaran radio digital DAB. Eureka-147-DAB™ merupakan merek dagang untuk teknologi penyiaran radio digital yang dioperasikan di luar Amerika Serikat dimana disana tersedia pita frekuensi baru (misalnya pita frekuensi diluar spektrum frekuensi untuk penyiaran AM-MW dan radio FM-VHF). Di Amerika Serikat tidak tersedia pada frekuensi baru diluar spektrum frekuensi yang ada untuk penyiaran AM dan FM, sehingga untuk penyiaran radio digital IBOC secara terestrial harus tetap beroperasi pada spektrum frekuensi radio AM dan FM
Eureka-147 DAB, bersama-sama dengan beberapa sistem penyiaran digital lainnya dievaluasidan diuji coba pada tahun 1995. Saat itu Eureka-147 telah menjadi suatu sistem yang mendominasi sistim penyiaran digital dan menempati spektrum frekuensi baru, sementara IBOC (In-Band-on-Channel) dan IBAC (In-Band/Ajacent Channel) secara domestik telah diajukan untuk tetap menempati spektrum frekuensi yang digunakan untuk penyiaran AM dan FM yang sudah ada untuk memancarluaskan sistem penyiaran radio analog dan digital.

      Pengembangan teknologi penyiaran radio digital IBOC terjadi dalam tiga tahap:
1. Tahap pertama sebagai proyek ACORN: terjadi antara tahun 1990 s/d. 1992 dimana USA Digital Radio’s (USADR) yang mencoba untuk membuat suatu konsep penyiaran radio secara digital. Ternyata didalam perkembangannya, usaha-usaha yang dilakukan diterjemahkan salah oleh industri yang mencoba menerapkan penyiaran radio digital. USADR bermaksud untuk secara konseptual mendemonstrasikan penyiaran radio secara digital dan diterima oleh pesawat penerima radio pada spektrum frekuensi radio AM-MW dan FM-VHF yang telah ada dengan interferensi minimal pada pesawat penerima analog.
Peristiwa penting yang perlu dicatat pada periode ini adalah:
• Transmisi siaran IBOC pertama diselenggarakan pada tanggal 9 Juli 1992 jam 14:45 pada frekuensi 1660 kHz di Xentron Corporation, Cincinati, Ohio.
• Transmisi siaran FM-IBOC pertama diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus 1992, pada WILL, Urbana, IL.
2. Tahap kedua dimana USADR’s secara komersial berhasil menyebarluaskan penggunaan sistim AM dan FM. Usaha ini menghasilkan modem AM dan FM yang digunakan pada saat ini. Tanpa ragu-ragu merupakan salah satu dapat dikatakan bahwa modem ini merupakan salah satu modem yang dikembangkan untuk mengirimkan sinyal digital.
Peristiwa penting yang perlu dicatat pada periode ini adalah:
• Perkembangan cukupnya perangkat keras dan perangkat lunak bagi pesawat penerima dan pemancar yang cukup untuk melakukan percobaan-percobaan di laboratorium dan di lapangan serta untuk keperluan komersial.
• Peragaan sistim penyiaran pada pita frekuensi FM oleh USADR pertama kali ketika berlangsung NAB Radio Show di WMMO, Orlando, Florida di bulan September 1999.
3. Tahap ketiga ialah uji coba penyiaran digital yang berlangsung hampir lima tahun terus menerus di NPR, yaitu salah satu afiliasi dari stasiun penyiaran WETA-FM di W dan NRC menyetujui percobaan siaran ini hanya pada siang hari saja. Sementara untuk sistim penyiaran FM Digital boleh diselenggarakan pada siang dan malam hari. Menindaklanjuti persetujuan NRSC tadi, iBiquity Digital Corpotation mulai memperkenalkan sistim penyiaran IBOC dan para pabrikan peralatan penyiaran radio juga memperkenalkan peralatan exciter dan pemancar IBOC. Di sisi konsumen 13 perusahaan yang membuat peralatan elektronik untuk rumah tangga pada acara Consumer Electronic Show di tahun 2003 mengumumkan rencananya untuk segera menerapkan sistim penyiaran radio ditigal. Pada tanggal 2 Oktober 1992, FCC telah mengesahkan pemakaian sistim IBOC sebagai sistim penyiaran radio digital di Amerika Serikat.

System radio fixed services point-to-point atau point-to-multipoint


Di Indonesia penggunaan system radio fixed services point-to-point atau point-to-multipoint dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1.      Sistem Komunikasi Radio HF.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.53 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio dan Orbit Satelit pasal 22, permohonan izin stasiun radio untuk komunikasi point-to-point dengan lingkup terbatas tidak perlu menyertakan izin penyelenggaraan telekomunikasi.
Untuk hubungan komunikasi radio yang dapat melintasi batas wilayah negara, harus dilakukan terlebih dahulu koordinasi frekuensi dengan negara lain. Sebagai contoh adalah penggunaan frekuensi HF yang dapat menjangkau ribuan kilometer, sehingga dapat menjangkau negara lain. Komunikasi radio HF menggunakan gelombang langit (skywave) yang bergantung pada kondisi ionosfir yang bervariasi dari siang dan malam, waktu ke waktu serta posisi pemancar dan penerima. Diperlukan sejumlah frekuensi yang berbeda untuk system komunikasi radio HF yang baik.
2.      Sistem Komunikasi Radio VHF/UHF.
Digunakan untuk penyelenggaraan Telekomunikasi Khusus, untuk keperluan sendiri oleh badan hukum baik BUMN maupun perusahaan swasta. Sebelum UU No.36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi ditetapkan, istilah yang digunakan adalah Radio Konsesi.
Pada beberapa pita frekuensi, digunakan pula untuk penyelenggaraan telekomunikasi Bergerak Terrestrial seperti Radio Trunking dan Radio Paging yang memiliki wilayah layanan dan alokasi pita frekuensi Eksklusif. Dirjen Postel tidak akan memberikan izin baru untuk izin stasiun radio konsesi / telekomunikasi khusus untuk keperluan sendiri tersebut.

3.      Sistem Komunikasi Radio Microwave Link.
Sistem komunikasi radio microwave link beroperasi pada pita frekuensi radio 1 s/d 60 GHz. Pita frekuensi di bawah 12 GHz, umumnya digunakan untuk aplikasi Radio-relay jarak jauh karena karakteristik propagasi yang mendukung. Sebagai konsekuensinya, pita frekuensi ini sangat padat digunakan, terutama di kota-kota besar.
Sebagai tambahan, bahwa pada pita frekuensi 1-3 GHz juga digunakan untuk sistem-sistem Komunikasi Tetap, Bergerak maupun Satelit. Misal GSM 1800, WLL, CDMA 1900, IMT 2000, Satelit Broadcasting Cakrawarta I. Karena itu Dirjen Postel tidak akan menetapkan izin baru bagi microwave link di pita 1-3 GHz tersebut. Sejumlah pengguna microwave link yang telah beroperasi sejak tahun 1990-an pita 1-3 GHz, akan sedikit demi sedikit dikurangi dan tidak diperpanjang izinnya lagi.
Sejak pertama kali mengudara sampai sekarang ini, radio broadcasting sebagai salah satu media penyiaran, menempati posisi cukup penting dalam ikut mencerdaskan kehidupan umat manusia. Radio semakin dirasakan sebagai sarana yang efektif untuk menyampaikan berita-berita maupun informasi penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Radio semakin dapat dijadikan saksi untuk berbagai peristiwa dalam interaksi kehidupan umat manusia modern. Salah satu penyebabnya adalah semakin berkembangnya perangkat penerima (radio receiver) yang berkualitas, namun harga semakin terjangkau, sehingga hampir semua lapisan masyarakat, baik yang hidup di kota-kota besar, di daerah pinggiran kota maupun di pedesaan dan bahkan di daerah pegunungan mampu untuk memilikinya.
Untuk penggunaan standar pre-emphasis di sisi transmitter, para broadcaster di negara kita lebih banyak mengacu pada rekomendasi CCIR, yaitu menggunakan pre-emphasis 50 µs, namun biasanya perangkat FM transmitter yang ada di pasaran, selalu dilengkapi dengan minimal 3 pilihan pre-emphasis yaitu berturut-turut 0 (OFF), 50 µs dan 75 µs. Pre-emphases adalah suatu proses pengolahan (penguatan) signal audio yang dilakukan sebelum sinyal audio dimodulasi, yang bertujuan untuk meningkatkan signal to noise ratio agar audio yang diproses / ditransmisikan relatif tidak terpengaruh oleh noise bila ditransmisikan pada gelombang FM, yang memiliki frekuensi relatif tinggi. Hal ini perlu dilakukan karena semakin tinggi frekuensi, akan semakin tinggi pula kemungkinan timbulnya noise. Proses de-emphasis dilakukan pada sisi pesawat penerima (receiver) untuk mengembalikan audio pada amplitudo aslinya sebelum diteruskan kepada system pengolah / penguat audio (audio amplifier). Pemilihan pre-emphasis dan de-emphasis yang sesuai perlu dilakukan, untuk mencegah timbulnya cacat pada sisi penerima (receiver). Penggunaan pre-emphasis yang tidak sesuai akan berpengaruh pada frequency response, khususnya akan dapat dirasakan di sisi pesawat penerima.

Osilator


Inti dari sebuah pemancar adalah osilator. Untuk dapat membangun sistem komunikasi yang baik harus dimulai dengan osilator yang dapat bekerja dengan sempurna. Pada sistem komunikasi, osilator menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa. Sinyal informasi kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi.
Osilator dengan frekuensi yang bisa dirubah disebut VFO (Variable Frequency Oscillator). VFO memiliki kelebihan pada deviasi frekuensinya yang lebar. Untuk menghasilkan frekuensi 88MHz – 108MHz dapat dipakai VFO. Karena pada VFO dipakai induktor dan kapasitor sebagai penentu frekuensinya maka kestabilan VFO sangat tergantung dari kestabilan nilai induktor dan kapasitor. Komponen-komponen pada VFO yang mudah terpengaruh oleh suhu menyebabkan VFO mempunyai kestabilan yang rendah.
VFO yang frekuensinya bisa berubah karena diberi besaran tegangan tertentu pada inputnya disebut sebagai VCO (Voltage Controlled Oscillator). VCO paling banyak dipakai pada rangkaian osilator FM karena sinyal suara langsung dapat dimasukkan pada input VCO. Osilator jenis lain memakai crystal sebagai komponen penentu frekuensinya. Osilator crystal memiliki kestabilan frekuensi yang sangat tinggi. Kestabilan yang sangat tinggi ini membuat osilator crystal menjadi sulit untuk diterapkan pada metode modulasi frekuensi.
Kestabilan frekuensi dari osilator crystal dapat digabungan dengan deviasi frekuensi VFO yang lebar dengan menerapkan osilator yang terkontrol dengan PLL. Pada osilator terkontrol PLL, osilator crystal dipakai sebagai penghasil frekuensi referensi. Dengan demikian akan didapatkan frekuensi referensi yang sangat stabil. Sedangkan VFO dipakai pada osilator yang sebenarnya.

Minggu, 15 November 2009

osciloscope


Osiloskop digunakan untuk melihat bentuk sinyal yang sedang diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol. Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan di layar.
Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua untuk melihat sinyal keluaran.
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Hal hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :
  1. Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan(digroundkan).Disamping untuk keamanan hal ini juga untuk mengurangi noise dari frekuensi radio atau jala jala.
  2. Memastikan probe dalam keadaan baik.
  3. Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
Tombol-tombol yang terdapat di panel osiloskop antara lain :
Focus : Digunakan untuk mengatur fokus
Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar
Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar
Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar
Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar
Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol)
AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop. Jika tombol pada posisi AC maka pada terminal masukan diberi kapasitor kopling sehingga hanya melewatkan komponen AC dari sinyal masukan. Namun jika tombol diletakkan pada posisi DC maka sinyal akan terukur dengan komponen DC-nya dikutsertakan.
Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar.
Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div ( satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div ( satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms ) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div.

Modulasi (#1)

1. Pengertian Modulasi

Modulasi adalah proses perubahan (varying) suatu gelombang periodik sehingga menjadikan suatu sinyal mampu membawa suatu informasi. Dengan proses modulasi, suatu informasi (biasanya berfrekeunsi rendah) bisa dimasukkan ke dalam suatu gelombang pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusiuodal yaitu : amplitudo, fase dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi (berfrekuensi rendah) untuk membentuk sinyal yang termodulasi.

Dalam istilah teknik, kata modulasi mempunyai definisi yang cukup panjang. Tapi, hal itu dapat dijelaskan dengan analogi sederhana berikut: kalau kita ingin pergi ke tempat lain yang jauh (yang tidak bisa di lakukan dengan jalan kaki atau berenang), kita harus menumpang sesuatu. Sinyal informasi (suara, gambar, data) juga begitu. Agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal informasi harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier). Jenis dan cara penumpangan sangat beragam. Dari tinjauan "penumpang", cara menumpangkan manusia pasti berbeda dengan paket barang atau surat. Hal serupa berlaku untuk penumpangan sinyal analog yang berbeda dengan sinyal digital. Penumpangan sinyal suara juga akan berbeda dengan penumpangan sinyal gambar, sinyal film, atau sinyal lain. Dari sisi pembawa, cara menumpang di pesawat terbang akan berbeda dengan menumpang di mobil, bus, truk, kapal laut, perahu, atau kuda. Hal yang sama juga terjadi pada modulasi. Di mana cara menumpang ke amplitudo gelombang carrier akan berbeda dengan cara menumpang di frekuensi gelombang carrier.

Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi disebut modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi informasi awal (kebalikan dari dari proses modulasi) disebut demodulator dan peralatan yang melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem.